Panduan Muthlaq

Petunjuk al Qur-an

Dengan mempelajari petunjuk al Qur-an surah Al Hujurat 7 sebagai berikut:

وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الأمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الإيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ
وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ .٧

Dan ketahuilah ,bahwa ditengah-tengah kamu ada (Muhammad) sebagai utusan Allah, Kalau dia mengikuti (kehendak) kamu dalam kebanyakan urusan ,niscaya kamu akan mendapatkan kesulitan, tetapi Allah menjadi kan kamu cinta kepada keimanan, dan menghiaskannya dalam hati kamu, dan memberikan rasa kebencian kepada kamu terhadap kekufuran, dan kefasiqkan, dan kedurhakaan, mereka itulah orang-orang yang mengikuti Kebenaran”.

Ayat tersebut merupakan petunjuk yang jelas, bahwa dalam menghadapi berbagai masalah manusia dan kemanusiaan, maka Rasulullah “sebagai pembawa sistem dan strategi Kebenaran dari Allah”, yang wajib untuk diikuti, Karena dialah panduan dari Allah[qa21 s33=al ahzab], dan bersifat muthlaq untuk ditha’ati oleh hamba Allah yang beriman[qa64s4=an nisa].

Pembahasan

Sesungguhnya dalam memahami makna pengabdian, ada dua bentuk kepasrahan,yaitu:

1. Kepasrahan terhadap ketetapan Allah atas semesta alam.Bahwa kesemuanya tersebut bersifat ekzak, kemudian“fu-ad”(daya kemampuan berfikir / fikiran) akan segera menjadikannya sebagai sasaran penggarapan(-pengetahuan-) untuk diracik dan dirinci menjadi Kaidah Ilmiyah menuju Ilmu Terapan(teknologi).Untuk selanjutnya akan bertemu dengan “Tertib hukum atas Alam dan Batas Rasio”;Inilah yang disebut prosessing yang dilakukan oleh fu-ad(:rasio)[qa7s30=ar rum].

2. Kepasrahan terhadap ketetapan Allah dalam hal keummatan, bahwa manusia sebagai makhluq sosial, dengan ragam bangsa dan berqabilah-qabilah [qa13s49=al hujurat], untuk melaksanakan penataan berinteraksi selama hidup dalam dunia “wajib bertitik tolak kepada Allah dan Rasul” dan dilaksanakan dengan penuh kepasrahan hanya kepada Allah[qa12-13s64=at taghobun];Artinya bahwa dalam hal manusia dan kemanusiaan diatur dengan Ad-Din, dan bukan dengan fikiran. Manakala ada manusia yang memaksakan dengan fikiran dan menafikan Ad-Din, berarti mengalami krisis manusia modern(:De-Humanisasi)[qa23-24s45=al jatsiyah].Dan didalam gaya hidupnya termasuk kaum Hedonisme Intellectual [qa27s76 = ad dahr], dan secara pasti berkiblat kepada Jibti dan Thaghut[qa51s4=an nisa].

Dengan yang tersebut maka jelas tentang “Apa & Siapa” sosok Rasulullah saw itu bagi yang ingin mengikuti Kebenaran untuk menjemput Hari Janji Allah[qa29s48=al fath].

www.al-ulama.net

No comments:

Post a Comment