DUA POLA HIDUP YANG BERLAWANAN

Petunjuk Al Qur-an

Sebagaimana telah dipahami bahwa Allah telah tetapkan keberadaan ummat manusia yang hidup dalam dunia ini ada dua macam,yaitu “kafir dan mukmin”[qa2s64=at taghobun],maka sudah pasti antara mereka mempunyai pola dan system yang berbeda pula.Karena mukmin itu orang yang dapat menyambut hidayah Allah dengan melalui keterbukaan hatinya untuk menerima Nur Islam, sedangkan orang kafir itu adalah sebaliknya[qa22s39=az zumar].Maka dalam pandangan hidup mereka pun akan berbeda dan bahkan berlawanan,sebagaimana dinyatakan dalam Surah Al Mulk 22,yaitu:

أَفَمَنْ يَمْشِي مُكِبًّا عَلَى وَجْهِهِ أَهْدَى أَمْ مَنْ يَمْشِي سَوِيًّا عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ .٢٢

Maka apakah sama orang yang berjalan secara menelungkupkan mukanya itu lebih mendapatkan petunjuk, ataukah orang yang berjalan secara tegak lurus atas jalan yang lurus?

Pembahasan

Ayat tersebut adalah merupakan bukti dari dua jalur perjalanan hidup yang saling berbeda,yaitu :

1. Pola hidup orang yang tertutup hatinya dari Kebenaran Islam,sehingga pandangan hidup mereka hanya semata-mata berdasarkan hawa nafsu dan logika[qa23-24s45=al jatsiyah].
2. Pola hidup orang yang terbuka hatinya terhadap Kebenaran Islam,yaitu dengan memotivasi diri secara benar[qa11-12s39=az zumar],kemudian berupaya untuk menepati seruan Kebenaran yang diperintahkan oleh Allah dan RasulNya[qa20s8=al anfal].

Hal tersebut dapat dibuktikan dengan memperhatikan petunjuk Allah dalam Surah Az Zumar 22:

أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلإسْلامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ أُولَئِكَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ .٢٢

Maka apakah sama orang yang Allah bukakan hatinya untuk menerima Islam,maka dia berada atas Nur dari Robbnya (seperti orang yang tidak tertutup hatinya),maka celakalah bagi mereka yang keras hati dari mengingati Allah, karena mereka itu adalah dalam kesesatan yang nyata”.

Maka jelaslah bahwa akibat tertutup hatinya dari Kebenaran Islam,sudah pasti pola perjalanan hidupnya akan mengarah kepada berbagai kesesatan.Dan itulah dorongan nafsu manusia[qa53s12= yusuf] yang memang telah ditetapkan sebagai sarang bisikan syaithon[qa118s4=an nisa].

Adapun sebenarnya orang yang sadar sebagai makhluq dan hamba Allah,sudah barang tentu menyadari terhadap kewajiban menepati dimensi pengabdian secara benar dan pasti berdasarkan ketetapan dari Al Kholiq,sehingga Al Qur-an sebagai “sumber”[qa138s3=ali imron] dan Al Hadits Shahih sebagai panduan dalam menepati ketha’atan[qa64-65s4=an nisa];Inilah pola dasar pokok dalam Islam[qa19;85s3=ali imron].

Akan tetapi sebaliknya,bahwa orang yang tertutup hatinya, dalam istilah disebut “mengalami proses De-Humanisasi”,dalam pola dan sikap hidupnya adalah:

1. Mendewa-dewakan personalitas,atau yang diebut taqlid buta[qa36s17=al isra].
2. Mendewa-dewakan kekuatan,atau yang disebut superioritas[A Hadits Shahih].
3. Mendewa-dewakan rasionalitas,sedangkan hal itu hanya sebatas ekzak[qa7s30=ar rum].
4. Mendewa-dewakan relativitas,sehingga mengesampingkan dan bahkan menafikan terhadap Kebenaran dari Allah[qa27s76=ad dahr].

Inilah yang disebut jahiliyah atau dalam istilah disebut “krisis manusia modern”,maka secara pasti akan menutup suara nurani sehingga al’aqlu sudah tidak ada immunitasi lagi.Sehingga dalam penterapan kehidupan bermasyarakat pasti tidak akan memperoleh keberkatan[qa96s7=al a’rof].

http://al-ulama.net/index.php?option=com_content&task=view&id=163&Itemid=1

No comments:

Post a Comment