Kebesaran Al Qur-an
Petunjuk Al Qur-an
Sesungguhnya pada dasarnya ummat Islam yakin dan faham bahwa Al Qur-an sebagai “sumber” [qa138s3=ali imron], akan tetapi dalam kenyataannya sedikit sekali yang menjadikannya sebagai pedoman dan panduan hidup dalam dunia ini, walaupun Allah telah menegaskannya secara jelas dan tegas[qa153s6=al an’am].Padahal Allah telah terangkan perihal himpunan tingkat ilmu yang terkandung dalam al Qur-an, sebagaimana difirmankan dalam Surah At Takwir 23-28, sebagai berikut:
وَلَقَدْ رَآهُ بِالأفُقِ الْمُبِينِ .٢٣وَمَا هُوَ عَلَى الْغَيْبِ بِضَنِينٍ .٢٤وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَيْطَانٍ رَجِيمٍ .٢٥فَأَيْنَ تَذْهَبُونَ .٢٦إِنْ هُوَ إِلا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ .٢٧لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَقِيمَ .٢٨
“Dan sungguh pasti dia(Muhammad)telah melihat(Jibril)itu difihak atas yang nyata”;”Dan tiadalah dia(Muhammad) itu atas yang ghaib bersikap kikir”;”Dan tiadalah dia(al Qur-an)itu perekataan syaithon yang terkutuk”; ”Maka kemanakah kamu akan pergi(menghindar dari adzab)”;”Tiada lain (al Qur-an)itu peringatan untuk semesta alam”;”Bagi barang siapa dari antara kamu yang akan berlaku lurus”;”Dan tiadalah kamu menghendaki melainkan Kehendak Allah Robb sekalian alam”.
Ayat-ayat tersebut memberikan bukti nyata tentang keberadaan Jibril untuk menemui Muhammad yang ditetapkan Allah sebagai penutup dari seluruh nabi[qa40s33=al Ahzab]untuk menyampaikan wahyuNya, yang tersimpan dan diambil di Lauhin Mahfudz atas perintahNya[qa77-80s56=al waqi’ah].Maka dapat dipahami bahawa Al Qur-an adalah petunjuk final”bagi proses sinkronisasi” seluruh makhluq semesta alam, melalui pembuktian pelaksanaan tasbih, shalat[qa41s24=an nur] dan sujud yang dilakukan oleh semesta alam[qa18s22=al hajj], kemudian perintah beribadat bagi jin dan manusia[qa56s51=adz dzariyat];Dan hal ini berakhir dengan”kesaksian dan janji” dari Allah atas makhluqNya pada Hari Peradilan, dan inilah pula gambaran dari”Bukti-bukti Yang Besar” [qa18s53= an najm].
Pembahasan
Bahwa sesungguhnya Al Qur-an sebagai penuntas dan penyempurna dari seluruh wahyu yang telah Allah berikan kepada para RasulNya [qa106s2=al baqarah].Kesempurnaan isinya, maka dalam hal pembuktiannya, Allah memberikan beberapa petunjuk agar dipahami secara seksama, antara lain:
1. Allah menyajikan tantangan kepada siapapun, yang berambisi untuk menandinginya, lantaran ada beberapa tanggapan yang negative terhadap Al Qur-an[qa23-24s2=al baqarah].
2. Penyajian tentang kesempurnaan Al Qur-an, yang meliputi tingkatan-tingkatan , dari ekzak, abstrak, relative abstrak,dan absolute abstrak.Maka untuk kemampuan memahami kepada tingkatan tersebut, manusia diberi dengan tiga perantara pemahaman, yaitu as sam’a(pendengaran), al abshor(penglihatan),dan al af-idah(daya kemampuan berfikir)[qa78s16=an nahl].Kemudian disempurnakan dengan kunci keterbatasan dan yang menjembatani terhadap pemahaman tingkatan-tingkatan isi Al Qur-an[qa7-8s30=ar rum].
3. Perintah memahami isi Al Qur-an melalui penjelasan yang simple dan mudah diterima [qa 27-28s39=az zumar], dengan maksud, bagi yang telah paham akan dapat menangkap sinyal pembatas antara nafsu sebagai sarang hambatan mental[qa118s4=an nisa] dengan hati sebagai tempat meletakkan hidayah[qa99s10=yunus],untuk kewaspadaan diri[qa24s8=anfal].
Inilah beberapa bukti dari kesempurnaan Al Qur-an, dan manusia diberi kewenangan untuk menentukan dirinya, sejauh mana kesadarannya terhadap maksud dan tujuan hidup dalam dunia ini, dan kemana dia akan menentukan dirinya.
Written by mubarki
http://al-ulama.net/index.php?option=com_content&task=view&id=169&Itemid=1
Sesungguhnya pada dasarnya ummat Islam yakin dan faham bahwa Al Qur-an sebagai “sumber” [qa138s3=ali imron], akan tetapi dalam kenyataannya sedikit sekali yang menjadikannya sebagai pedoman dan panduan hidup dalam dunia ini, walaupun Allah telah menegaskannya secara jelas dan tegas[qa153s6=al an’am].Padahal Allah telah terangkan perihal himpunan tingkat ilmu yang terkandung dalam al Qur-an, sebagaimana difirmankan dalam Surah At Takwir 23-28, sebagai berikut:
وَلَقَدْ رَآهُ بِالأفُقِ الْمُبِينِ .٢٣وَمَا هُوَ عَلَى الْغَيْبِ بِضَنِينٍ .٢٤وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَيْطَانٍ رَجِيمٍ .٢٥فَأَيْنَ تَذْهَبُونَ .٢٦إِنْ هُوَ إِلا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ .٢٧لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَقِيمَ .٢٨
“Dan sungguh pasti dia(Muhammad)telah melihat(Jibril)itu difihak atas yang nyata”;”Dan tiadalah dia(Muhammad) itu atas yang ghaib bersikap kikir”;”Dan tiadalah dia(al Qur-an)itu perekataan syaithon yang terkutuk”; ”Maka kemanakah kamu akan pergi(menghindar dari adzab)”;”Tiada lain (al Qur-an)itu peringatan untuk semesta alam”;”Bagi barang siapa dari antara kamu yang akan berlaku lurus”;”Dan tiadalah kamu menghendaki melainkan Kehendak Allah Robb sekalian alam”.
Ayat-ayat tersebut memberikan bukti nyata tentang keberadaan Jibril untuk menemui Muhammad yang ditetapkan Allah sebagai penutup dari seluruh nabi[qa40s33=al Ahzab]untuk menyampaikan wahyuNya, yang tersimpan dan diambil di Lauhin Mahfudz atas perintahNya[qa77-80s56=al waqi’ah].Maka dapat dipahami bahawa Al Qur-an adalah petunjuk final”bagi proses sinkronisasi” seluruh makhluq semesta alam, melalui pembuktian pelaksanaan tasbih, shalat[qa41s24=an nur] dan sujud yang dilakukan oleh semesta alam[qa18s22=al hajj], kemudian perintah beribadat bagi jin dan manusia[qa56s51=adz dzariyat];Dan hal ini berakhir dengan”kesaksian dan janji” dari Allah atas makhluqNya pada Hari Peradilan, dan inilah pula gambaran dari”Bukti-bukti Yang Besar” [qa18s53= an najm].
Pembahasan
Bahwa sesungguhnya Al Qur-an sebagai penuntas dan penyempurna dari seluruh wahyu yang telah Allah berikan kepada para RasulNya [qa106s2=al baqarah].Kesempurnaan isinya, maka dalam hal pembuktiannya, Allah memberikan beberapa petunjuk agar dipahami secara seksama, antara lain:
1. Allah menyajikan tantangan kepada siapapun, yang berambisi untuk menandinginya, lantaran ada beberapa tanggapan yang negative terhadap Al Qur-an[qa23-24s2=al baqarah].
2. Penyajian tentang kesempurnaan Al Qur-an, yang meliputi tingkatan-tingkatan , dari ekzak, abstrak, relative abstrak,dan absolute abstrak.Maka untuk kemampuan memahami kepada tingkatan tersebut, manusia diberi dengan tiga perantara pemahaman, yaitu as sam’a(pendengaran), al abshor(penglihatan),dan al af-idah(daya kemampuan berfikir)[qa78s16=an nahl].Kemudian disempurnakan dengan kunci keterbatasan dan yang menjembatani terhadap pemahaman tingkatan-tingkatan isi Al Qur-an[qa7-8s30=ar rum].
3. Perintah memahami isi Al Qur-an melalui penjelasan yang simple dan mudah diterima [qa 27-28s39=az zumar], dengan maksud, bagi yang telah paham akan dapat menangkap sinyal pembatas antara nafsu sebagai sarang hambatan mental[qa118s4=an nisa] dengan hati sebagai tempat meletakkan hidayah[qa99s10=yunus],untuk kewaspadaan diri[qa24s8=anfal].
Inilah beberapa bukti dari kesempurnaan Al Qur-an, dan manusia diberi kewenangan untuk menentukan dirinya, sejauh mana kesadarannya terhadap maksud dan tujuan hidup dalam dunia ini, dan kemana dia akan menentukan dirinya.
Written by mubarki
http://al-ulama.net/index.php?option=com_content&task=view&id=169&Itemid=1
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment