Tafsir Surah Al Fatihah


AL MAU’IDHOH

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Puji-pujian bagi Allah Yang Esa, yang telah menciptakan manusia dalam kejadian yang sangat indah dan sempurna. Dia yang telah menjadikan Al Quran sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.

Sholawat dan salam ditujukan atas Nabi Muhammad Salallahu’alahi Wassalam sebagai penutup para nabi dan rosul, bagi para ahli keluarga beliau serta para sahabatnya. Adapun dengan tersusunnya Tafsir Surah Al Fatihah ini yang sengaja di beri nama AL MAU’IDHOH adalah didasarkan semata-mata merasa berkewajiban, agar oleh anak-anakku yang sangat kusayangi dapat dijadikan sebagai washiyat dan nasihat.

Ya Allah, tiada lain hambaMu sangat berharap dan mendambakan akan ampunanMu dan kerihoanMu, karena hamba yaqin terhadap segala janji-janjiMu.



TENTANG BASMALAH

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

(Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Yang Penyayang)

Ucapan ‘basmallah’ yang tersebut di dalam Al Quran itu, sebenarnya bukan merupakan satu ayat dari suatu surah Al Quran. Baikpun yang tersebut dalam Surah Al Fatihah atau pada setiap permulaan surah - terkecuali Surah At Taubah. Ucapan ‘basmallah’ kedudukan sebenarnya adalah sebagai berikut :

1. Perintah Allah yang mengandung ‘adab’, yang diterangkan dalam Al Quran Surah Al ‘Alaq ayat 1, yang berbunyi :

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (١)

Bacalah dengan nama Rabb engkau (ya Muhammad)

Perintah membaca pada ayat di atas dasar hukumnya adalah mengandung ‘amr lil ijab’, yang maksudnya ‘wajib akan pelaksanaannya’. Akan tetapi disebabkan pertama, karena pada tiap-tiap Allah menurunkan surah Al Quran kepada RosulNya senantiasa didahului dengan lafadz ‘bismillahirrahmanirrahim’, kecuali hanya pada satu surah saja yaitu At Taubah.

Kemudian sebab kedua, adanya riwayat yang diajarkan Allah kepada Muhammad SAW., tentang kisah Nabi Sulaiman as., ketika mengirim surat kepada Ratu Balqis yang dimulai dengan “bismillah”. Sebagaimana diterangkan dalam Al Quran Surah An Naml ayat 30 yang berbunyi :

إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (٣٠)

Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan Sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.

Oleh karena itu kedudukan ‘basmallah’ adalah ‘amr lil adab’, maksudnya ‘perintah yang menunjukkan adab’, atau setinggi-tinggi kedudukannya adalah ‘nadab’. Bukan berkedudukan sebagai ‘ijab’ yaitu wajib, bukan pula salah satu daripada ayat, akan tetapi bagian atau potongan daripada ayat di dalam Al Quran Surah An Naml ayat 30 itu. Adapun penomoran ayat-ayat Al Quran terjadi pada masa mutakhir oleh para ulama untuk memudahkan mempelajarinya sehingga pada mushaf Al Quran sekarang lafadz ‘basmallah’ khusus pada Surah Al Fatihah diberi urutan penomoran pertama.

2. Dengan adanya keterangan dari al hadits tentang pemakaian basmallah untuk setiap memulai pebuatan baik semakin memperjelas akan kedudukan basmalah itu menjurus kepada “adab”. Dalam hadits tersebut dinyatakan : “Segala perkara kebaikan yang tidak dimulai dengan bismillahirahmanirrahim maka ia akan terputus” (Hadits riwayat Abdul Qodir Ar Rowahiy dari sahabat Abi Hurairah ra.).

Adapun kedudukan hadits tersebut oleh Imam Jalaludin Abdurrahman bin Abi Bakr As Suyuthiy di dalam Kitabnya yang bernama Al Jami’ush Shoqhier pada juz II halaman 92, cetakan ke empat, terbitan tahun 911 Hijriyah, dinyatakannya lemah (dlo’if). Namun isi haditsnya adalah bersesuaian dengan kehendak hukum dari Al Quran.

3. Adanya keterangan atas dasar hadits-hadits Rasulullah yang menyangkut masalah pembacaan Al Fathihah di dalam sholat juga menunjukkan bahwa ucapan “basmallah” itu adalah bukan salah satu ayat dalam Surah Al Fatihah. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam beberapa hadits, yang antara lain sebagai berikut :

“……berkata Rasulullah: Bagaimana engkau membaca ketika memulai sholat?, berkata (sahabat) : “Aku membaca Alhamdulillahirobbil ‘alamin hingga akhirnya”, maka berkata Rasulullah : Inilah surah, dan ia adalah tujuh yang diulang-ulang…….” (Hadits dari Aba Sa’id Al Maula ‘Amir bin Kuraiz yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Kitab Al Muwatho’ pada halaman 73). Hadits ini juga dikeluarkan oleh Imam Al Bukhari dalam Kitab Shahih Al Bukhari juz I halaman 179. Juga dalam Kitab Shahih Muslim yang bernama “Al Jami’us Shahih Imam Abi Al Husain Muslim bin Al Hajaj bin Muslim Al Qusyairiy An Nisyaburiy pada juz I halaman 149 dengan penjelasannya. Juga terdapat dalam Kitab Syarieh dari Mukhtashor Shahih Shahih At Turmudzi pada juz II halaman 143-144. Juga oleh Ibnu Hajar dalam Kitab Subulus Salam pada juz I halaman 263-264.

Maka dengan keterangan demikian jelaslah bahwa ucapan “basmallah” itu termasuk amr (perintah) di dalam Dinul Islam, tapi pada posisi amr lil adab. Dan bukanlah dia itu termasuk salah satu ayat dari Surah Al Fatihah yang dinamakan “As Sab’u minal matasniy” (tujuh yang diulang-ulang).

Ada lanjutannya…

hamba Allah yang faqier
Muhammad Bardan Kindarto

http://www.al-ulama.net/home-mainmenu-1/tafseer/259-tafsir-surah-al-fatihah.html

No comments:

Post a Comment