SOSOK PEMIMPIN ASLI

Petunjuk Al Qur-an

Allah telah memberikan amtsal dalam Surah Al Baqrah 247-248, sebagai berikut :

"Dan Nabi mereka berkata kepada mereka : "Sesungguhnya telah Dia bangkitkan untuk kamu sekalian Thalut sebagai raja", mereka berkata: "Apakah bisa terjadi bagi dia (memegang tampuk) kerajaan untuk  kami, padahal kami lebih berhak (memegang) kerajaan itu darpada dia, dan (padahal) ddia tidak diberi keluasan dari hal harta benda. Berkata (nabi) : "Sesungguhnya Allah telah memilih dia atas (kepentingan memimpin) kamu sekalian, dan Dia telah menganugerahi kepadanya suatu keluasan dalam bidang keilmuan  dan keperkasaan tubuh". Dan Allah memberi kerajaanNya kepada orang yang Dia Kehendaki, dan Allah itu Maha Luas Maha Mengetahui; Dan  Nabi berkata kepada mereka : "Sesungguhnya tanda kerajaannya itu ialah bahwa akan datang kepada kamu Tabut (peti) yang didalamnya berisi petunjuk tentang Sakinah dari Robb kamu dan sisa-sisa dari penginggalan keluarga Musa dan keluarga harun yang Malaikat membawanya. Sesungguhnya dalam yang demikian itu niscaya merupakan bukti bagi kamu sekalian, jika kamu sekalian orang-orang yang beriman".
Analisa dan Bahasan

Ayat-ayat tersebut antara lain memberikan pandangan tentang pendapat berdasarkan "logika" Bani israil, yang mengukur kepiawayan seseorang dalam hal kepemimpinan dilandasi oleh faktor rasisme dan kebendaan, sehingga yang berperan adalah "hawa nafsu" [Al Jatsiyah 23]. Kondisi tersebut membuat mereka menjadi manusia yang mengalami kerusakan kepribadian yang disebut "Over bearing personality" (merasa paling berhak, paling kuasa, dan atau paling berkemampuan) [Al Anfal 47], maka inilah yang menjadi pangkal dari kelemahan manusia dan mudah terjajah fikiran dan peradabannya oleh manusia yang mengandalkan kekuatan dan kemampuannya dibidang materi duniawiyah, sehingga berhukum dengan hukum jahiliyah [Al Maidah 50], atau dalam istilah umum disebut Hedonisme Intellectual [Ad Dahr 27]. Pola Sistem kepemimpinan yang demikian itu selamanya tidak akan pernah memperoleh redlo Allah.

Adapun sebenarnya "Pemimpin Asli" yang dimaksud dalam petunjuk ayat-ayat tersebut adalah antara lain :

a. Faktor motivasi, yang diamtsalkan dengan Tabut, sehingga Thalut mau bekerja, karena dapat memberikan ketenangan bathin, langkah yang pasti dengan tahapan yang jelas, tujuan yang
tersering dan sempurna, inilah yang membuahkan Motivasi Rasa Terpanggil, [Az Zumar 11-12], dengan Kepribadian yang akan memperngaruhi lingkungan dan bukan sebaliknya [Ali
Imran 110].

b. Faktor kemampuan untuk memberi keputusan yang benar dan langsung berdasarkan Petunjuk Sakinah dari Tabut dalam mencapai tujuan, yang dalam Al Qur-an menggunakan istilah
"labala-ghon (mumpuni) [Al Anbiya 106].

Dengan petunjuk yang tersebut, berarti "Sikap Kepemimpinan yang baik" pasti berada dalam jismi yang baik (perkasa), yang tidak dhinggapi oleh thabi'at "Bahimiyah" (binatang jinak yang bersifat licik, pandai mendekati orang untuk pribadi), "Syabu'iyah" (buas, selalu berupaya untuk menghalalkan segala cara), dan "Abadon" (musuh yang senantiasa menjerumuskan manusia kejurang kebinasaan); Karena semua itu bersumber dari nafsu tempat iblis menyarangkan sifatnya, yaitu syaithoniyah [An Nisa 118].

Maka dapat disimpulkan bahwa faktor pemimpin itu penuh penghayatan terhadap:

1. Al Qur-an sebagai firman Yang Pencipta menjadi tempat kepasrahannya secara lahir dan bathin dengan tanpa alternatif lain [ Az Zumar 23].

2. Rasulullah SAW yang telah ditetapkanNya sebagai sosok panduan bagi menepati sistem/metode operasional/syari'at adalah pedoman langkah [Al Jatsiyah 18]/

3. Istiqomah sebagai perangkat lunak dan penyejuk hati, karena disanalah Malaikat berperan aktif menaungi hamba Allah yang telah terpateri oleh janji dan petunjuk dari Allah melalui
RasulNya [ Fushilat 30-32].

4. Menjalani tahapan langkah yang pasti [Al Insyqoq 19] dengan proses yang jelas [Al Qhoshosh 85] serta menjauhi segala tindakan yang bersifat prematur [Al Hujurat 1]

5. Penuh sikap optimistik yang diwujudkan dengan menepati amtsal kaminah perihal Jannah [Muhammad 15], sehingga mampu tegar dan kokoh seperti jawaban Rasulullah disaat diuji
pamannya (Abu Thalib) pada permulaan perjalanannya.

Dengan demikian maka seluruh perjalanan hidupnya tidak akan sia-sia, karena senantiasa berada dalam pandangan ketetapan dari Allah Raja Yang Maha Benar

http://www.al-ulama.net/home-mainmenu-1/tafseer/384-sosok-pemimpin-asli.html